Administrator maduratoday.com
Pamekasan, (Madura Today) – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam menyampaikan karakter yang harus dimiliki oleh pemimpin di era revolusi industri 4.0 agar mampu tumbuh sesuai dengan perkembangan zaman.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam ini mengurai beberapa karakteristik seorang pemimpin Indonesia mulai orda lama, orda baru, hingga reformasi. Dari perjalanan panjang bangsa ini ada perbedaan karakter setiap pemimpin, termasuk kebiasaan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemimpin di era ini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tersebut.
“Dari masing-masing etape (pemimpin di Indonesia,red) memerlukan cara dan model yang berbeda, waktu zaman developmentalisme yang dilakukan oleh pak Soeharto, pemerintahan ini sangat wibawa sekali, pak kades sangat dihormati oleh masyarakatnya, pak camat, apalagi bupati,” tandasnya.
Bupati dengan sederet prestasi ini mengungkapkan, seseorang yang berkesempatan menjadi pemimpin di era revolusi industri 4.0 jangan menuntut untuk dihormati lebih sebagaimana pemimpin masa lalu yang hidup di zaman orda lama atau orda baru. Pemimpin yang hidup di zaman itu mendapat penghormatan luar biasa dari warganya.
Dia menambahkan, pemimpin di era ini senantiasa harus hadir di tengah-tengah masyarakat, berbaur tanpa memandang tingkat sosial. Termasuk melakukan terobosan program demi memudahkan pelayanan kepada masyarakat
“Kalau pemerintahan ini masih menggunakan cara lama sebagaimana pemerintahannya Soekarno, wes ketinggalan zaman. Kalau kita masih menggunakan cara lama seperti zaman pak Soeharto, kepala desa kalau masih tersinggung karena tidak dianterin kepala sapi (dihormati,red), bupati kalau tidak dihormati seperti zaman dulu merasa tersinggung, itu bukan bupati masa kini, bupati masa kini harus tumbuh, hidup, setia bersama seluruh elemen masyarakat, jung rojung lombhung, bergandengan tangan,” terangnya.
Dia berharap, seseorang yang diberi amanah dan tanggungjawab oleh masyarakat bisa mewujudkan cita-cita masyarakatnya dengan semangat mengabdi kepada bangsa dan negara.
Penulis: Marzukiy | Editor: Dewi Kayisna
