3 Kapal Tongkang Kalianget-Talango Mogok Beroperasi
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Sudah tiga hari antrean mobil dan sepeda motor menjadi pemandangan umum di Pelabuhan Talango dan Kalianget, Kabupaten Sumenep.
Hal itu disebabkan adanya aksi mogok beroperasi tiga dari empat kapal tongkang yang biasa melayani penyebrangan Kalianget-Talango tersebut.
Tiga armada tongkang yakni KM Serbaguna, Puskopal dan KM Karjon melakukan aksi mogok beroperasi.
“Hanya ada satu tongkang saja, yakni KM Samporna Maju yang tetap mengangkut penumpang,” tutur salah seorang penumpang di lokasi, Fathorrahman, Sabtu (4/1/2023).
Akibat dari aksi mogok tersebut, terjadi penumpukan kendaraan di dua sisi pelabuhan lantaran kendaraan roda dua dan roda empat tak cepat tersangkut.
“Terutama saat pagi dan sore, saat jam berangkat dan pulang kerja, antrean bisa sangat panjang dan lama, antara 1 sampai 3 jam,” jelas warga Pulau Talango ini.
Oong, panggilan Fathorrahman mengatakan, warga merasa tidak nyaman dengan kemacetan yang terjadi tersebut.
Pasalnya, kata dia, dengan hanya satu armada yang beroperasi sangat memperlambat arus transportasi dari Talango ke Kalianget.
“Saya berharap tongkang yang mogok dapat segera kembali beroperasi, agar kemacetan terurai dan kendaraan tak perlu antre lama untuk menyebrang,” tandasnya.
Dilansir dari Tribun Jatim, mogok beroperasi yang dilakukan pemilik kapal tongkang penyeberangan pelabuhan Talango – Kalianget Sumenep dan sebaliknya bukan tanpa alasan.
“Pertama di sisi pelabuhan kalianget, saat keluar masuknya tongkang ini kan susah. Karena sangat sempit dan membahayakan,” tegas Joni Kusnardi (Pemilik Tongkang KM. Karjon), Jumat (3/2/2023) kemarin.
Jika hal itu dipaksakan lanjutnya, khawatir terjadi gesekan dan benturan. Baik dengan proyek dermaga kalianget maupun dengan dermaga tongkang sisi selatan (pelabuhan kalianget).
“Loh, jika itu dipaksakan nanti apakah ada yang bertanggung jawab,” tanyanya.
Alasan yang kedua lanjutnya, jika tiga tongkang (KM) beroperasi sekaligus dalam sehari antara penyebrangan sangat merugikan salah satu pihak. Salah satunya terkait biaya operasional.
“Yang kami rasakan seperti itu, seharusnya Pemkab ini perhatikan juga soal itu. Kalau ini membuat kami rugi, buat apa kami kerja,” tuturnya.
Selanjutnya kata Joni Kusnardi, pihaknya mempertanyakan komitmen Pemerintah soal dermaga yang baru (sisi talango dan kalianget).
“Dulu pernah disampaikan, untuk jalan 3 harus nunggu dermaga yang baru. Lhoh sekarang kok tau – taunya dijalankan (KM. Samporna Maju),” pungkasnya.
Sampai ada solusi terbaik lanjutnya, pihaknya tidak akan mengoperasikan tongkang miliknya bersama pengusaha tongkang lainnya.
“Sampai ada solusi terbaik, dan sama-sama tidak merugikan pada kami,” tegasnya.
Penulis: Redaksi | Editor: Dewi Kayisna