Event TodaySampangSumenep

4 Santri Jebolan Kitab Al-Fatih Jadi Delegasi Sumenep dan Sampang di MQKN Jatim

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Sumenep, (Madura Today) – Sebanyak 4 santri jebolan program Kitab Al-Fatih menjadi delegasi lomba Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQKN) Tingkat Jawa Jawa Timur 2023.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur yang digelar pada 5-8 Juni 2023 di PP. Amanatul Ummah Pacet Mojokerto.

4 santri membanggakan tersebut ialah Abd. Rahman Firdaus dan Nur Maulana Nailatul Izza. Keduanya adalah santri di PP Almadinah Rombiya Barat Ganding Sumenep.

Kemudian Masruroh santri PP Annur Desa Pejerruen, Kecamatan Kadungdung, Sampang dan Syifa Maisya Alkhumairoh Santri PP Asasul Muttaqin, Desa Pakondang,  Kecamatan Rubaru, Sumenep.

“Untuk Masruroh akan menjadi salah satu kafilah Kabupaten Sampang, sedangkan tiga lainnya mewakili Kabupaten Sumenep,” tutur KH. Achmad Mufti Khozin Faza.

K. Mufti menceritakan, kabar gembira tersebut awalnya datang dari pihak PD. Pontren Kemenag Sumenep yang menginformasikan bahwa santri program Al Fatih dipilih untuk jadi delegasi MQKN Jatim 2023.

K. Mufti yang juga Pengasuh PP Almadinah itu menyebut, mereka akan menjadi peserta di cabang lomba baca Kitab Matan Safinatun Najah dan Matan Al Jurumiyah.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada PD. Pontren Kemenag Sumenep dan Kemenag Sampang atas kepercayaannya kepada kami dan ini adalah amanah bagi kami,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Kitab Al Fatih adalah metode akselerasi baca kitab kuning cepat untuk pemula yang diciptakan oleh KH. Mufti Khozin Faza.

Kitab Al Fatih sudah lama menjadi rujukan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia bahkan manca negara.

Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengatakan, Metode Al Fatih sangat efektif jika dibandingkan dengan metode-metode lain yang sudah ada selama ini.

“Metode ini sangat simpel dan praktis sehingga dalam testimoninya para peserta yang ikut program ini mampu memperoleh keterampilan membaca kitab kuning dalam waktu yang relatif singkat yaitu 15 hari intensif,” paparnya.

Dalam Metode Al Fatih, sambungnya, anak didik atau santri akan difokuskan pada pembelajaran baca kitab, tanpa terlebih dahulu belajar gramatikal bahasa arab seperti nahwu dan shorrof.

“Sampai saat ini metode tersebut banyak diminati dan sudah banyak binaan mulai di pulau Madura, Jawa, hingga Malaysia,” ujarnya.

Penulis: A. Rofik | Editor: Dewi Kayisna

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button