Perempuan dan Pendidikan
Administrator maduratoday.com
Madura Today – Sosok R.A. Kartini telah berjuang dengan susah payah untuk membuka kesempatan belajar bagi kaumnya untuk memajukan bangsa ini, sehingga kemudian dianggap menjadi sesuatu hal yang penting oleh sebagian kalangan.
Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal perempuan masih kerap ketinggalan dan seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan yang terbaik, salah satunya di bidang pendidikan.
Apakah perempuan harus berpendidikan tinggi?
Di era milenial seperti sekarang, masih ada yang berpikir bahwa menjadi seorang perempuan tidak butuh pendidikan tinggi karena pada akhirnya akan menikah. Ujung-ujungnya, perempuan hanya akan berkutat pada urusan dapur, sumur dan kasur. Yang terpenting dia pandai memasak, telaten merawat suami dan anak, dan piawai dalam berdandan.
Stigma ini begitu melekat kuat di masyarakat yang kemudian membuat banyak perempuan enggan untuk mengenyam pendidikan. Atau kalaupun ada perempuan yang menuntut ilmu dan memilih jadi ibu rumah tangga, ilmunya yang didapat pun dianggap tidak berguna. “Ngapain sekolah, cari ilmu tinggi-tinggi, kalau ujungnya ngurus anak dan suami”.
Di dalam Islam, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Bahkan Rasulullah tidak pernah melarang seorang wanita untuk menuntut ilmu. Di dalam Al-Quran Surat Al-Mujadilah Ayat 11 diterangkan bahwa “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Ayat di atas menerangkan pentingnya menuntut ilmu bagi setiap muslim. Allah bahkan memberikan wahyu pertama kali kepada Nabi untuk Iqra’ yang dalam banyak tafsiran diartikan sebagai membaca, yang itu sejatinya menjadi bagian dari proses belajar. Tugas kita bersama adalah menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan, terutama bagi perempuan.
Perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam hal pendidikan, bahkan pendidikan pertama yang diberikan kepada anak ialah dari seorang ibu.
Mengenai hal ini ada seorang penyair ternama, Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: “Al-Ummu Madrasatul Ula, Iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”. Artinya: Ibu adalah Madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Pada masa sekarang ini seharusnya pendidikan tidak memandang gender, baik itu dari kaum laki-laki ataupun perempuan. Memiliki pendidikan yang tinggi bagi seorang perempuan sangatlah perlu apalagi jika dikaitkan dengan kodrat perempuan yang kelak akan menjadi ibu rumah tangga. Tidak lah salah jika kelak memang seorang perempuan akan menjadi ibu rumah tangga tetapi memiliki pendidikan yang tinggi.
Pada akhirnya, berpendidikan, belajar, sejatinya adalah tentang proses berfikir dan pembentukan karakter diri dalam menghadapi kehidupan-kehidupan yang lebih panjang.
Wanita juga memegang peranan yang sangat penting di dalam keluarga. Melalaui pendidikan yang cukup, tentu akan membuat wanita lebih siap dan mampu untuk menghadapi berbagai tantangan, yang pasti akan membawa kehidupan lebih baik untuk dirinya sendiri dan juga orang lain di sekitarnya. Karena perempuan adalah sumber sekaligus pusat peradaban manusia.
Di tangan merekalah masa depan bangsa dan kemanusiaan dipertaruhkan. Pepatah Arab popular mengatakan : Wanita adalah tiang Negara, jika wanita itu baik, maka akan baiklah negara, dan apabila wanita itu rusak, maka akan rusak pula negara. Wallahu a’lam bissawab.
Penulis : Ummil Mardhiyah, S.H
Bagian Penggerak Eksternal di Kohati Cabang Pamekasan Preode 2016-2017.