Perempuan Karir, Interpretasi Perempuan Masa Kini
Administrator maduratoday.com
Madura Today – Bukan zamannya lagi perempuan terikat oleh tradisi dan adat. Dahulu, seorang perempuan idealnya harus berada di rumah untuk mengurus berbagai keperluan rumah tangga.
Perempuan selalu dikonotasikan sebagai manusia pekerja domestik yang dinilai tidak dapat berkontribusi secara aktif di luar rumah sehingga perannya tidak lebih dari sekadar aktivitas dalam rumah.
Perempuan juga dianggap tidak pantas memimpin dalam pekerjaan, karena dinilai sebagai makhluk yang terlalu menggunakan perasaan dan sulit mengambil keputusan dengan bijak.
Pelekatan pembagian pekerjaan antara perempuan dan laki-laki sudah sejak lama diyakini kebenarannya. Perempuan hanya beraktivitas di rumah saja, melayani suami dan mengurus anak, sedangkan laki-laki bekerja di wilayah publik.
Di era modernisasi, kiprah perempuan di dunia publik, tidak lagi menjadi pemandangan yang langka. Di berbagai sektor, termasuk sektor yang pada umumnya didominasi laki-lakipun, kita menemukan keterlibatan para perempuan.
Pemikiran perempuan menjadi lebih modern. Karena perempuan ingin memiliki karir yang bagus. Perempuan ingin membuktikan bahwa wanita bisa sejajar dengan kaum laki-laki.
Hal ini terjadi, selain karena kemajuan industri yang tidak meletakkan kriteria jenis kelamin secara ketat, juga karena dorongan dan motivasi yang sangat tinggi, misalnya untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Namun, kemudian masalah lain pun muncul, jika perempuan bekerja, mereka harus menanggung beban ganda (double burden).
Di samping mereka membongkar “laci dunia” dengan tangan kirinya, ia juga harus tetap menggoyang ayunan dengan tangan kanannya. Ia tertuntut untuk ikut serta meringankan beban ekonomi keluarga, ia juga tetap dipandang wajib memberikan ASI untuk bayinya dan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga lainnya.
Ada empat motif yang melandasi tingginya tingkat keterlibatan perempuan dalam bekerja hingga membuat dirinya menjadi “career woman” pada masa kini, diantaranya:
1. Kebutuhan Finansial
Penghasilan keluarga yang tidak stabil dan terkadang tidak mencukupi membuat seorang perempuan tidak mempunyai pilihan lain, kecuali ikut serta dalam mencari nafkah, yakni dengan bekerja.
2. Kebutuhan Sosial-Relasional
Perempuan memilih untuk bekerja karena mempunyai kebutuhan sosial-relasional yang tinggi. Tempat kerja mereka sangat mencukupi kebutuhan mereka. Dalam diri mereka ada suatu kebutuhan akan penerimaan sosial, serta kebutuhan untuk bergabung dalam organisasi tertentu agar bisa berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Dengan bekerja, perempuan dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Misal dengan berkarya, berkreasi, menyalurkan ilmu dan pengalaman sehingga perempuan mendapat penghargaan dari apa yang dilakukan.
4. Lapangan Pekerjaan yang Tersedia
Makin beraneka ragam sektor perekonomian, mengakibatkan semakin banyaknya dibutuhkan tenaga kerja. Tidak sedikit jenis pekerjaan yang hanya bisa dilakukan wanita. Dengan dibutuhkannya tenaga wanita secara khusus, mempunyai arti bahwa wanita mempunyai kelebihan-kelebihan khusus yang disebabkan sifat kodrati kewanitaannya.
Menjadi perempuan karir adalah impian yang didambakan oleh perempuan. Hal mendasar yang memotivasi seorang wanita untuk menjadi wanita karier adalah dapat melatih kemampuan dan kemandirian. Jadi, perempuan masa kini sudah semakin aktif mendukung perekonomian nasional dan memiliki kesempatan yang sama dalam bidang pekerjaan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sejatinya perempuan memiliki keunikan yang khas dan itu tidak bisa dilakoni oleh laki-laki, maka dari itu wajar jika wanita ikut andil memperbaiki perekonomian keluarga dengan syarat mendapat restu dari suami. Waallahu A’lam Bissawab.
Penulis : Ummil Mardhiyah, S. H
Penggerak Eksternal di Kohati Cabang Pamekasan Periode 2016-2017.