Gegara Ini, Kapolres Pamekasan Dinilai Cederai Demokrasi
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Kapolres Pamekasan, AKBP Apip Ginanjar berikut jajarannya masih memilih bungkam dan tak mau berkomentar perihal aksi persekusi oleh sejumlah massa ke rumah Menko Polhukam RI Mahfud MD.
Sikap bungkam Apip pada pada awak media, disayangkan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, Abd Aziz. Ia menilai jika bungkam bukanlah cara yang tepat, mengingat hal itu menjadi tanggung jawab Apip Ginanjar yang harus terbuka pada insan pers.
“Sikap Kapolres Pamekasan akan berpotensi menimbulkan tafsir dan persepsi publik yang keliru,” kata Abd Aziz saat konferensi pers di Kantor PWI Pamekasan, Jumat (4/12/2020).
Menurutnya, diamnya Kapolres Pamekasan bisa menimbulkan beberapa kesan, salah satunya adalah kesengajaan dan membiarkan hal itu terjadi.
Pasalnya, persekusi kepada Ibunda Mahfud MD dilakukan usai massa menggelar aksi demontrasi di depan Mapolres Pamekasan, agar pimpinan FPI Rizieq Syihab di Jakarta tidak diperiksa.
Peran Intelkam yang bertugas di lapangan sudah pasti mengetahui bagaimana aksi itu, hingga mengakibat penjagaan ketat oleh aparat dan banser di Rumah Mahfud MD selama 24 Jam.
Kedua, bungkamnya Polres Pamekasan terkesan memberikan sinyal bahwa institusi Polres kecolongan dalam menyerap informasi mengabaikan etika warga Madura yang menghormati orang tua.
“Prinsip dan etika orang Madura dalam hal relasi sosial adalah bhapa’ babhuk, guru, ratho, yaitu menghormati bapak, ibu, guru dan pemerintah yang sah,” kata Aziz.
Diamnya Kapolres Pamekasan, lanjut Aziz, dinilai sudah mencederai demokrasi dan mengabaikan pers sebagai pilar keempat demokrasi. Mestinya, Kapolres Pamekasan bisa segera memberikan keterangan pada media, agar informasi itu tidak timpang.
Alumni magister pascasarjana pada program studi Media dan Komunikasi Unair Surabaya ini, berharap agar cara diam kapolres Pamekasan segera dihentikan. Karena tindakan bungkam dan tak komunikatif pada awak media bisa menimbulkan cara pandang dan persepsi publik yang kurang baik.
“Polres yang lain seperti Sumenep, Bangkalan, dan Sampang lebih komunikatif dan tidak lari saat dimintai keterangan,” ujarnya
Senada dengan Aziz, salah satu kontributor TV Nasional, Nur Kholish, mengaku kecewa pada sikap Kapolres Pamekasan, Ia yang ditugaskan untuk meminta keterangan aparat Kepolisian Resort setempat, justru pulang dengan tangan hampa.
“Itu penugasan, tapi mau bagaimana lagi, di daerah lain tak seperti itu, bahkan 24 jam terbuka kalau kami minta keterangan,” kesal Kholish.
Penulis : Taufiq/ Din | Editor : Dewi Kayisna