Papers TodaySumenep

Hidup Sebatangkara, Kisah Nenek Satami Bikin Terenyuh

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Sumenep, (Madura Today) – Komunitas berbagi BerKat (Bersama Masyarakat) menyambangi seorang nenek yang hidup sebatangkara dan tinggal di gubuk reyot, Sabtu (26/12/2020).

Ia adalah nenek Satami, bertempat tinggal di Dusun Moralas, Desa Karduluk, Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Kisah nenek berusia sekitar 70 tahun ini bikin mengelus dada. Hidup sebatangkara sejak muda dan konon belum pernah berkeluarga.

Nenek Satami berjuang sendiri memenuhi kehidupannya sehari-hari dengan menjadi pemulung. Setiap hari ia berangkat pagi dan baru pulang petang hari.

Bahkan setiap hari ia berjalan kaki puluhan kilometer demi menyambung hidup. Mulai dari rumahnya, keliling ke Desa Kapedi hingga Desa Prenduan.

Dan mirisnya, dari mata pencahariannya itu nenek Satami maksimal hanya mendapatkan uang Rp 10 ribu dalam sehari. Jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Nenek Satami di depan gubuk reyotnya

Nenek yang sudah mulai kehilangan kemampuan mendengarnya tidak bercerita detail bagaimana sehari-hari ia makan. Hanya menurut orang di sekitarnya, kadang-kadang numpang masak di tetangga.

Yang lebih bikin terenyuh, nenek Satami sama sekali tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah, apakah itu yang dikucurkan pra pandemi atau masa-masa pandemi seperti saat ini.

Inisiator Komunitas BerKat, Badrur Rosi mengatakan, nenek Satami sangat butuh perhatian semua pihak. Sebab, di usianya yang telah sepuh nenek Satami tidak mungkin terus menyambung hidup dengan menjadi pemulung.

“Setidaknya kita-kita yang punya rejeki lebih dapatnya menyisihkan untuk diberikan kepada nenek Satami. Insyaallah itu sudah sangat membantu,” ujarnya.

Namun lebih dari itu, sambung Rosi, pemerintah juga semestinya hadir dan memberikan perhatian yang layak. Apalagi saat ini banyak sekali jenis bantuan yang disalurkan pemerintah.

“Tetapi semua kembali kepada kepedulian kita, BerKat hanya berusaha istiqomah dengan kegiatan berbagi ini. Syukur-syukur bisa menggugah pihak lain untuk juga peduli,” imbuh seorang wartawan media online ternama di Madura ini.

Penulis : Redaksi | Editor : Dewi Kayisna

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button