Papers Today

Agama, Pesantren dan Komunikasi ke-Ummat-an

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Madura Today – Ach Riadi, melalui buku yang baru diterbitkannya tentang sosok Kiai Abdullah bin Husein, Sumenep Madura. Telah memberi pemulangan kembali tentang nilai – nilai dan pengajaran yang telah dilakukan oleh Kiai Abdullah.

Buku tersebut dituliskan dengan judul KIAI ABDULLAH BIN HUSEIN (Sang Reformis Islam Sumenep Madura Abad XX).

Melihat judul buku tersebut saya sangat tertarik membacanya. Ada beberapa alasan mengapa saya harus membacanya, pertama, buku mengenai sosok kiai tersebut belum pernah ada, secara otomatis buku ini adalah buku pertama yang membahas Kiai Abdullah bin Husein.

Diangkat dari latar belakang peranan hidup dan Gerakan pemikiran sang kiai yang cukup detail, penyajian koherensif data-data sejarah, cukup kuat menggambarkan tokoh sang kiai sebagai objek materil penelitian.

Sehingga, penulis mampu menghidupkan karakter ketokohan tidak hanya secara emosional, namun juga secara general dari sumber-sumber sejarah yang disajikan telah memberi catatan yang terus hidup sebagai rujukan penelitian selanjutnya. Khususnya, historiografi Islam di Sumenep Madura.

Kedua, buku ini merupakan karya buku pertama penulis yang tidaklah lain adalah alumni dari pondok pesantren rintisan kiai Abdullah. Buku yang sederhana, namun perlu diapresiasi atas penyajian yang cukup detail dalam bentuk karya sejarah.

Hemat saya, sosok Kiai Abdullah adalah ulama yang sungguh – sungguh yang disegani, tampil egaliter, ahli tasawuf (tarekat), dan dijuluki “si macan panggung” karena beliau sangat terampil dalam berpidato, (ahli kalam).

Di masanya, 1917-1984, Ia hadir tidak hanya sebagai guru, namun juga penjaga peradaban Islam di Sumenep Madura. Dengan segenap kemampuannya, ia gigih berdakwah, merawat dan menjaga komunikasi dengan Ummat.

Hal ini terlihat dari upayanya melindungi ummat dalam peristiwa 1965. Ia sangat intensif menjalin komunikasi bahkan menginisiasi membentuk kompolan (Kumpulan.ed) dengan nama Jama’ah Hisbum Nashar Al-Qadiri.(hal.6)

Keulamaan kiai Abdullah sungguh – sungguh terlihat berkat pengabdian dan ketulusannya terhadap agama, pesantren dan ke-ummat-an. Yang dekade ini sulit menemukan sosok perilaku seperti dirinya.

Ia adalah penyangga agama Islam, tidak tertarik pada kenikmatan duniawi (zuhud), dan juga selalu menghindari ke-syubhat-an, (wara’).

Dedikasinya menjaga peradaban Islam salah satunya ia torehkan dengan mendirikan pesantren. Hal itu  karena dorongan dan perintah guru – gurunya, yang saat itu ia masih berusia 18 tahun.

Sebelumnya, ia berdakwah dengan metode pengajian dari kampung ke kampung dan dari pulau ke pulau yang lain. Predikat keulamaannya murni karena dedikasinya menjaga keummatan dan agama Islam.

Buku karya Ach Riadi ini menyajikan ajaran hidup ala pesantren Mathali’ul Anwar. Yang mana, peletak dasar filosofisnya adalah kiai Abdullah bin Husein. Terkait dengan ajaran dan laku hidup kiai Abdullah bin Husein bisa dibaca lebih lanjut dalam buku ini.

Menurut Ach Riadi, Kesadaran sejarah (tarikh), dalam dunia pesantren baginya dirasakan mulai tercerabut dari kesadaran seorang muslim sejati, yang mana pondok pesantren nyaris mengalami disrupsi pemikiran dan kebudayan Islam.

Bagi penulis, penting sejarah hidup seorang kiai dihadirkan sebagai kajian produk lokal. Sehingga, jangan sampai dimensi keimanan dan keilmuan melupakan jejaknya yang sudah lama lahir dari Rahim keagamaan di Indonesia, khususnya di sumenep Madura. Karya biografi ini, semoga menjadi bagian pazel historiografi Islam di Sumenp Madura.

Pererensi : Bumi Rozikin | Editor : Dewi Kayisna

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button