Puan Maharani di Mata Bupati Fauzi
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Bupati Sumenep Achmad Fauzi hampir seharian mendampingi kunjungan kerja Ketua DPR RI Puan Maharani di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis (3/3/2022) kemarin.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep itu bersama Gubernur khofifah bersama jajaran Forkopimda Jawa Timur menyambut kedatangan rombongan Ketua DPR RI di Bandara Trunojoyo, Sumenep.
Mbak PM, sapaan akrab Puan Maharani, bersama rombongan pun tiba di kabupaten paling timur Pulau Madura, dan langsung menuju Pelabuhan Kalianget untuk menyeberang ke pulau Gili Iyang yang dikenal memiliki kandungan oksigen terbaik kedua di dunia.
Rombongan pun berangkat naik kapal. Bupati Fauzi ikut dalam rombongan. Saat itu, cuaca kurang bersahabat. Ombak cukup besar. Meski begitu, rombongan akhirnya tiba dengan selamat di pulau Gili Iyang.
Setibanya di lokasi, rombongan lalu menuju titik 0. Saat itu, Mbak PM dibonceng Gubernur Jawa Timur mengendarai motor listrik. Sementara Bupati Fauzi mendapat kehormatan dibonceng oleh Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah.
Selama di pulau ‘awet muda’ itu, Bupati Fauzi mengaku menyampaikan banyak hal tentang pulau Gili Iyang. Termasuk mengenalkan sejumlah potensi daerah di pulau tersebut.
Dalam kesempatan itu, suami Nia Kurnia juga berperan sebagai ‘penyambung’ komunikasi antara Mbak PM dengan masyarakat setempat.
Saat di pulau Gili Iyang, Mbak PM memang sempat menyapa dan berbincang masyarakat sekitar. Bahkan cucu Bung Karno itu juga sempat memborong buah pisang yang dijual di pinggir jalan.
Setelah di pulau Gili Iyang, rombongan pun kembali menaiki kapal. Kondisi cuaca rupanya belum bersahabat. Meski ombak masih besar, namun rombongan akhirnya tiba di pelabuhan Dungkek.
Dari pelabuhan tersebut, rombongan Mbak PM melanjutkan kunjungan ke Desa Legung Timur, kecamatan Batang-Batang. Bupati Fauzi ikut dalam rombongan.
Di sana Mbak PM silaturrahmi dengan pengasuh pondok pesantren Darut Thayyibah Nyai Hj. Thoyyiba Baidhawi dan masyarakat sekitar, yang mayoritas muslimat yayasan.
Selain silaturrahmi, dalam kesempatan tersebut Mbak PM juga menitip bantuan untuk 20 musala yang diserahkan secara simbolis kepada Nyai Thoyyibah.
Dari pondok pesantren tersebut, rombongan Mbak PM lalu menuju kediaman MH Said Abdullah di Kelurahan Pajagalan, bertemu dengan para habaib dan istirahat sejenak.
Rangkaian agenda Mbak Puan dalam kungkernya di Sumenep belum usai. Ia masih akan bersilaturrahmi dengan para kepala desa se-Sumenep di gedung Islamic Center di Kecamatan Batuan. Bupati Fauzi juga masih terus mendampingi mantan Menko PMK itu ke lokasi acara.
Sedianya, pasca silaturrahmi dengan para Kades, ada satu lagi agenda Mbak PM di Sumenep, yaitu bertemu dengan DPC PDI Perjuangan. Namun karena waktu tidak memungkinkan, akhirnya acara dengan para Kades itu menjadi yang terakhir pada kunjungannya kali ini.
Setelah hampir seharian mendampingi kunker Mbak PM, Bupati Fauzi mengaku semakin mengenal sosok puteri Ketua Umum PDI Perjuangan itu.
“Mbak Puan orangnya dekat dengan masyarakat dan tidak sungkan berbaur dengan masyarakat. Buktinya, waktu perjalanan di Gili Iyang, beliau tiba-tiba minta berhenti kepada Ibu Gubernur, lalu turun dari sepeda untuk membeli pisang yang dijual masyarakat di pinggir jalan,” tuturnya, Jumat (4/2/2022).
Tak hanya itu, menurut Bupati Fauzi, Mbak Puan juga mewarisi sifat Bung Karno yang meski sebagai pejabat negara namun selalu ingin dekat dengan para ulama, habaib, kiai, dan pengasuh pondok pesantren.
“Tidak hanya itu, beliau juga peduli terhadap pondok pesantren dan hal-hal lain yang berbau keagamaan. Di Ponpes Nyai Thayyibah di Legung, beliau menitipkan bantuan untuk dibagikan kepada 20 musala,” papar pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu.
Lalu, sambungnya, Mbak PM juga begitu memperhatikan kesejahteraan masyarakat. “Makanya saat silaturrahmi dengan para kepala desa, Mbak Puan minta agar DD dimaksimalkan agar masyarakat bisa sejahtera. Karena dia tahu, masyarakat di desa merupakan sendi sekaligus tolok ukur kemajuan negeri ini,” tambahnya.
Penulis : Redaksi | Editor : Dewi Kayisna