Sumenep

Potensi Beda Awal Ramadan 1443 H, Begini Penjelasan Kemenag Sumenep

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Sumenep, (Madura Today) – Bulan Ramadan adalah bulan penuh rahmah dan maghfirah. Di bulan ini semua amal kebaikan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Pada bulan ini pula kaum muslimin muslimat diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa supaya dapat memperoleh predikat taqwa di sisi Allah SWT.

Namun, awal bulan Ramadan tahun 1443 H ini dalam penetapannya tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pasalnya, dilihat dari sisi hitungan astronomis bulan, saat matahari terbenam kisaran 17.30.49 WIB (untuk lokasi Sumenep), tinggi bulan mar’i masih kisaran 1° derajat 45 menit, dan elongasi bulan kisaran 3° derajat 24 menit.

Durasi lama bulan di atas ufuk kisaran 9 menit 30 detik sehingga waktunya relatif singkat sekali bagi perukyat untuk bisa melihat jika kondisi di Sumenep dalam keadaan cerah.

“Berdasarkan pada hitungan di atas, awal bulan Ramdan tahun ini akan ada potensi perbedaan antar pengguna hisab dan rukyat,” ujar Pengurus Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kemenag Sumenep, Ahmad Faidal, Jum’at (1/4/2022).

Untuk pengguna hisab, lanjut Faidal, awal bulan hijriyah dapat dikatakan masuk dikala posisi hilal minimal posisi 0° derajat di atas ufuk pasca Ijtimak.

Sedangkan dalam prediksi tinggi hilal Ramadan ini saat matahari terbenam, tinggi hilal kisaran 1° derajat 45 menit, dan ijtimak terjadi pada pukul 13.27 WIB, Jumat (1/4/2022) nanti siang.

Dari itu, berdasarkan pada kriteria tersebut, dalam pandangan pengguna hisab awal Ramadan 1443 H ini akan di mulai dari Sabtu, 2 April 2022 besok.

Sedangkan bagi pengguna Rukyat, awal bulan hijriyah dikatakan masuk manakala posisi tinggi hilal minimal 2 derajat di atas ufuk, dan elongasi mencapai 3° derajat serta umur hilal mencapai dari selepas ijtimak kisaran 8 jam.

Untuk awal bulan Ramadan ini, dalam prediksi hisab astronomis bulan, tinggi hilal rata-rata 1° derajat 45′ untuk daerah pulau Jawa, dan tinggi hilal mencapai 2° derajat untuk daerah Sabang.

Jika memperhatikan dari prediksi hisab yang dijadikan acuan pengguna Rukyat, sepertinya untuk daerah pulau Jawa tidak akan berhasil melihat hilal.

Sementara untuk daerah Sabang, kemungkinan hilal dapat terlihat karena secara hisab astronomis, bulan sudah mencapai batasan ketinggian minimal saat matahari terbenam.

“Dari itu, jika sekiranya nanti sore ada laporan yang berhasil melihat hilal, maka awal Ramadan akan dimulai pada hari Sabtu 2 April 2022 besok,” terangnya.

Tetapi, jika tidak ada laporan keberhasilan melihat hilal dari seluruh titik lokasi observasi Rukyat Hilal di Indonesia, maka awal Ramadan akan dimulai pada hari Minggu 3 April 2022 besok lusa.

Terkait dengan adanya kemungkinan perbedaan tersebut, Faidal mengajak umat Islam tetap menjaga ukhuwah, dan dihadapi dengan kepala dingin.

“Karena walaupun beda cara saat akan menentukan awal puasa, kita tetap seiman dan sama-sama mengharap untuk memperoleh ridho-Nya dalam menjalankan kewajiban ibadah puasa ini,” ungkapnya.

“Semoga perbedaan yg akan terjadi saat ini menjadi pelajaran berharga untuk kita bersama dan bisa jadi satu prinsip penentuan awal bulan Hijriyah pada suatu saat,” tandas dosen INSTIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep dan UNIB Sukorejo Situbondo ini.

Penulis : AF/ Redaksi | Editor : Dewi Kayisna

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button