Papers Today

Membaca Genealogi Islam Indonesia (2)

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Tampaknya Benda juga terpengaruh dengan pandangan Geertz tentang tiga pembagian kelas masyarakat yakni abangan, santri dan priyayi walaupun sebenarnya konsep ini juga dikritik oleh beberapa kalangan.

Salah seorang yang mengkritik pandangan Geertz tentang dikotomi golongan ini adalah Harsja W. Bachtiar dalam “The Religion of Java: Sebuah Komentar”.

Tampaknya Geertz dan Benda banyak dikutip di awal tulisan Laffan untuk menunjukkan bahwa sekalipun beberapa ilmuwan sudah membahas mengenai perjalanan Islam di Indonesia akan tetapi tidak ada satu pun yang berani menggunakan istilah Islam Indonesia secara tegas dan lugas.

Anthony Johns misalnya disebut Laffan sebagai peneliti Islam di Indonesia yang serius dalam menggarap penelitiannya secara mendalam, hanya saja fakta ini juga tidak cukup membuat Johns berbicara mengenai istilah Islam Indonesia.

Ketidakberanian para penulis seperti Johns untuk menggunakan istilah Islam Indonesia berakhir ketika Barry Hooker akhirnya menggunakan terma tersebut sebagai judul buku yang ditulisnya pada tahun 2003.

Tentu saja pendefinisian tentang Islam Indonesia tidak semudah yang dibayangkan, segala sumber sejarah mengenai pertumbuhan Islam dikembangkan.

Hooker mengungkap bahwa perkembangan Islam sangat erat dengan Hindu dan Budha di mana praktik Islam juga banyak yang menyesuaikan dengan agama mayoritas pada saat tersebut.

Hasil-hasil penelitian terdahulu akhirnya menyadarkan Laffan bahwa semakin jauh kita melakukan penelusuran tentang Islam, maka menjadi lebih jauh gambaran tentang Islam Indonesia yang kita peroleh.

Pembahasan panjang mengenai kapan sesungguhnya Islam dan sejarahnya di Indonesia mulai diperbincangkan lebih jauh bertujuan untuk menjangkau lebih luas ruang daripada sejarah Islam itu sendiri.

Secara pribadi, Laffan berargumen bahwa ketika menulis ulang sejarah Islam tidak cukup hanya membahas mengenai pola hubungan antara bangsa Indonesia dan penjajahan atau hubungan antara penduduk Muslim dengan non-Muslim.

Sejarah Islam dapat menjangkau lebih banyak lagi lebih dari hal-hal tersebut. Pada akhirnya hasil yang diperoleh akan lebih murni Indonesia tanpa memiliki kesamaan pola dengan negara-negara lain yang juga memiliki sejarah penjajahan.

Baca selanjutnya : https://www.maduratoday.com/membaca-genealogi-islam-indonesia-3/

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button