Sumenep

Gagal Panen, Puluhan Hektar Pisang di Sumenep Diserang Bakteri

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Sumenep, (Madura Today) – Puluhan hektar buah pohon pisang yang tersebar di enam desa di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, diserang bakteri Ralstonia Solanacearum.

Alhasil, para petani di desa setempat mengalami gagal panen dan menderita kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

Buah pisang yang rusak tersebut tersebar di desa pakamban daya, Jaddung, Sentol Daya, Sentol Laok, Lampereng dan Rombasan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep Arif Firmanto melalui penyuluh pertanian setempat mengatakan, sudah melakukan sosialisasi pencegahan.

Termasuk meninjau langsung kebun pisang yang terkena bakteri atau jamur. Diperkirakan sebanyak 40 Hektar yang terdampak bakteri.

“Petugas DKPP Sumenep mendatangi gapoktan Desa Pakamban Daya, melakukan sosialisasi dilangsungkan praktek pencegahan, dengan cara menyuntikkan antioksi pada pisang yang mengalami bakteri,” kata Nur Hasan Syaifullah.

Saat di lokasi, petugas DKPP melakukan sterilisasi lahan dengan menyiram bagian akar menggunakan  Pseudomonas fluorescens (PF) dicampur dengan air putih.

Termasuk melakukan penyuntikan pada pohon pisang menggunakan minyak tanah atau pertalite, dengan tujuan pohon pisang yang sudah terjangkit bakteri dan jamur mati perlahan dan tidak menular pada pohon yang lain.

“Kami sudah lakukan pencegahan serta detail teknis. Jika petani ingin menebang pohon pisang, kami himbau agar tidak menggunakan sabit atau sejenisnya, karena tersebut  rawan digunakan menebang pohon pisang lainnya. Nah salah satu penyebaran bakteri dan jamur bisa melalui alat tersebut,” jelasnya.

Pihaknya akan terus berupaya membantu pemulihan bakteri ini. Nur Hasan berharap, supaya petani kembali semangat untuk terus membudidayakan pohon pisang.

“Kami akan terus mendampingi hingga pohon pisang benar-benar pulih. Cara ini bagian dari ikhtiar dinas tanaman pangan dan pertanian untuk terus mendampingi petani pisang, agar kebun pisang milik petani tidak diserang bakteri lagi,” tukasnya.

Penulis: Fajrul | Editor: Dewi Kayisna

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button