Papers Today

Yuk! Kenali Macam-macam Busana Pengantin Khas Sumenep dan Filosofinya

Sumenep, (Madura Today) – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pariwisata mengadakan Peragaan Busana Pengantin tradisional yang dikemas dalam Dream Wedding Festival 2024.

Festival Busana Pengantin Khas Kabupaten Sumenep merupakan sarana untuk melestarikan dan mengenalkan salah satu potensi daerah kepada masyarakat khususnya generasi muda.

Dilansir dari https://sumenepkab.go.id dan berbagai sumber, seminar ini dilakukan dengan mewawancarai berbagai narasumber dari berbagai kalangan mulai dari budayawan hingga pakar tata rias pengantin untuk memberikan pengetahuan mengenai paes Madura.

Paes Madura sendiri dipatenkan menjadi 3 macam, yaitu paes Legha, Kapotren, Dan Lilin. Ketiga jenis paes ini dipakai satu hari di waktu malam perayaan upacara pernikahan. Jadi prosesi pernikahan adat Madura dilangsungkan selama 3 hari 3 malam.

Ketiga baju adat pengantin itu memiliki karakteristik yang berbeda dan biasa digunakan oleh putri raja Sumenep pada masanya.

Berikut adalah penjelasan secara lebih lengkap mengenai ketiga paes Madura yang digunakan pada upacara pernikahan adat Madura:

1. Paes Legha

Di malam perayaan pernikahan pertama, pengantin menggunakan paes legha. Riasannya sendiri terbilang paling ramai hiasannya dibandingkan dengan kedua riasan lainnya. Untuk tata riasnya sendiri tidak jauh berbeda dengan paes Jawa atau Jogja. Bedanya, paes legha tidak dilengkapi dengan kinjengan, yaitu hiasan di tengah paes berbentuk capung. Paes legha juga tidak menggunakan jahitan mata (riasan pada mata untuk memberikan kesan redup dan anggun) dan menjangan ranggah (riasan pada alis yang berbentuk seperti tanduk rusa).

Untuk pemakaian sanggul pada pengantin wanita sendiri adalah sanggul gelung malang dengan bentuk yang seperti angka delapan. Sanggul ini berisi babur atau irisan pandan yang dibungkus dengan rajut panjang. Hiasan kepala lainnya adalah kaco’ yang merupakan hiasan pada dahi, kemudian diatasnya diberikan peces, lalu ada sisir yang diletakkan di belakang peces, dan jamang atau mahkota.

Ada juga giwang atau anting dan kalung khusus yang digunakan dalam paes legha ini yang dibuat dari bahan beludru hitam berbentuk bulan sabit. Ada juga klat bahu kuning emas, gelang empela, dan buntalan bunga melati dengan panjang lebih dari 1 meter.

2. Paes Kapotren

Di hari perayaan kedua, sepasang suami istri akan menggunakan paes kapotren. Busananya sendiri berupa kebaya dari bahan beludru yang dikombinasikan dengan kain batik khas Madura yang disebut dengan samper sarong. Prosesi ini hanya dihadiri oleh pini sepuh dan keluarga dekat dari kedua mempelai saja.

3. Paes Lilin

Selanjutnya pada perayaan pernikahan di hari ketiga, kedua pengantin akan menggunakan paes lilin. Disebut demikian karena busana yang dikenakan berwarna putih. Pada kebaya wanita juga akan disematkan hiasan bunga melati yang berbentuk seperti lilin. Hiasan ini melambangkan sebuah kesucian.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, kegiatan ini sebagai media untuk mengajak masyarakat supaya mengembangkan dan mempertahankan seni budaya ciri khas Kabupaten Sumenep.

“Festival diadakan dalam rangka memberikan inspirasi, semangat dan motivasi kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga busana pengantin tradisional ciri khas daerah,” kata Bupati di sela-sela pembukaan festival, di Pendopo Agung Keraton, Minggu (4/2/2024).

Salah satu langkah nyata untuk melestarikan dan mengembangkan busana pengantin khas Kabupaten Sumenep, yakni memakai busana itu saat resepsi pernikahan sehingga tidak hanya tertarik pada pakaian modern semata.

“Semoga, masyarakat tetap meminati  busana pengantin tradisional pada acara resepsi termasuk kegiatan lainnya, supaya tidak tergerus perkembangan zaman apapun,” terangnya.

Pemerintah Kabupaten Sumenep pada acara itu, selain menampilkan festival busana pengantin tradisional juga mengadakan festival kuliner jajanan dan lomba fotografi on the spot.

“Karena itu, kegiatan kuliner jajanan memicu untuk pengembangan sektor perekonomian kreatif yang dilakukan para pelaku UMKM di Kabupaten Sumenep,” pungkas Bupati.

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button