Bocah di Sumenep Derita Leukimia, Butuh Uluran Tangan
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Talita Hasna Humairo, seorang bocah perempuan asal Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep didiagnosa mengidap Leokimia atau kangker darah.
Akibat penyakit yang diderita sejak usia 2 tahun, kondisi bocah 6 tahun itu saat ini dalam keadaan lemah, tidak bisa duduk, bahkan kerap meregang kesakitan.
Orang tua Talita, Moh. Erfan menceritakan, sejak pertengahan Februari 2021 lalu hingga saat ini putrinya terbaring lemas menjalani perawatan di rumah sakit dr. Soetomo Surabaya.
Untuk biaya pengobatan anaknya itu, Erfan masih bergantung kepada BPJS mandiri kelas 3 yang dimilikinya, sebab ia tidak memiliki BPJS yang dibantu oleh Pemerintah.
“Kami tidak sanggup melihat anak kami menderita menahan sakitnya itu. Apalagi sekarang ditambah ada semacam pengeroposan di tulang belakang,” tutur Erfan saat dikonfirmasi Madura Today, Selasa (16/3/2021).
Talita menderita kangker darah akut sejak tahun 2016. Sempat menjalani kemoterapi pada tahun 2018 namun pengobatan dihentikan lantaran kekurangan biaya.
“Dari kemoterapi yang pertama kondisi anak saya sudah membaik. Tapi awal 2021 kambuh lagi dan membuatnya tidak bisa jalan, sampai ini ia terbaring di RS Soetomo Surabaya,” ungkapnya.
Sudah banyak yang dilakukan Erfan dan keluarganya untuk kesembuhan Talita, namun satu-satunya yang bisa dilakukan hanya pengobatan bertahap. Dan itu butuh waktu sekitar satu setengah tahun.
Kata Erfan, selama proses pengobatan terpaksa dirinya dan keluarganya menetap di Surabaya. Selain karena jarak untuk wira-wiri Sumenep cukup jauh, kondisi Talita juga tidak memungkinkan untuk pulang pergi.
“Pengobatannya terjadwal mas, masuknya obat juga dijadwal. Misal ada jeda pengobatan kami numpang di tempat singgah Yayasan di sini. Jika tidak tempat singgah yang bisa menampung, tidka tahu lagi caranya gimana mas,” ucap bapak dua anak ini lirih.
Erfan menambahkan, untuk meringankan beban pembiayaan, di samping menggugah pada dermawan dirinya juga tengah mengupayakan migrasi dari BPJS non PBI ke Penerima Bantuan Iuran (PBI).
“Bulan kemarin saya sudah datangi Dinas Sosial Sumenep untuk mengurus migrasi non PBI ke PBI, tapi harus ke Dinkes dulu. Saya sudah ke Dinkes tapi belum ada jatah katanya,” terangnya.
“Saya belum ngurus lagi karena kemarin ada masalah sanksi denda BPJS, jadi belum pulang ke Sumenep buat ngurus BPJS yang PBI lagi” jelasnya lagi.
Ervan berharap ada uluran belas kasih dari Pemerintah maupun para Dermawan untuk kesembuhan anaknya dan juga untuk sekedar membantu meringankan biaya hidup selama di Surabaya.
“Untuk biaya hidup kami mandiri mas, karena tidak ada bantuan yang kami terima, meskipun uang yang kami miliki pas-pasan dan tidak cukup untuk bertahan di Surabaya selama waktu yang tidak bisa ditentukan,” jelas Ervan.
“Saya berharap, BPJS saya bisa segera dimigrasi ke BPJS yang PBI, biar sedikit membantu kami mengurangi beban iuran BPJS mandiri, dan bantuan transportasi kalau pulang pergi ke RS Soetomo,” pungkasnya.
Penulis : Rossy | Editor : Dewi Kayisna