Bupati Hadiri Haul Masyayikh dan Tokoh NU Dengan Berpakaian Sarung Produksi Pamekasan
Administrator maduratoday.com
Pamekasan, (Madura Today) – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Hadir menghadiri pengajian akbar, haul masyayikh dan tokoh NU yang dilaksanakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tlanakan, Rabu (14/9/2022) malam.
Acara yang bertempat di halaman kantor MWCNU Tlanakan itu dihadiri ribuan jama’ah. Bupati yang akrab disapa Mas Tamam itu hadir dengan mengenakan sarung dan songkok produksi asli Pamekasan.
“Keberadaan Indonesia ini tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Nahdlatul Ulama (NU), NU hadir menjadi perekat kebangsaan, dan NU hadir untuk menjaga negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Indonesia merdeka karena perjuangan para alim ulama,” ujar Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam saat memberikan sambutan.
Orang nomor satu di Pamekasan ini menambahkan, perjuangan ulama dan NU dalam memerdekakan Indonesia penuh dengan pertumpahan darah, mempertaruhkan harta dan nyawa demi tegaknya NKRI. Sehingga, para penerus perjuangan itu harus bisa menjaganya dengan baik, tidak mudah diobok-obok oleh ideologi lain.
“Jika dulu pra kemerdekaan menjalankan amalan agama antara hidup dan mati, kita sekarang menikmati kemerdekaan ini bukan antara hidup dan mati, tetapi antara sungguh-sungguh berjuang atau tidak,” tegasnya.
Menurutnya, kesungguhan dalam perjuangan bisa dilihat dari cara menjalankan perjuangan tersebut. Perjuangan membutuhkan ketulusan hati dengan berpondasikan mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.
“Kalau hati kita lurus dalam perjuangan dan pengabdian, insyaallah perjuangan kita, silaturrahim kita, gagasan kita, dan langkah kita akan lurus. Karena perjuangan dulu antara hidup dan mati, maka perjuangan sekarang antara serius dan tidak serius,” ungkapnya.
Pihaknya menyampaikan selamat atas pelaksanaan pengajian akbar, haul masyayikh dan tokoh Nahdlatul Ulama menyongsong satu abad perjalanan NU berkontribusi, menjadi perekat keagamaan, kebangsaan, dan kenegaraan.
“Tidak ada yang lebih terhormat antara pengurus cabang, pengurus MWC, pengurus banom dan lain-lain, semuanya terhormat sesuai dengan perannya masing-masing. Yang tidak jadi pengurus pun terhormat, ayo berjuang, bergandengan tangan menjaga amaliyah diniyah, annahdliyah ini,” ajak dia.
Pada kesempatan itu, dirinya sengaja menggunakan sarung produksi Pamekasan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program wirausaha baru (WUB) dengan strategi desa tematik. Pemkab Pamekasan memberikan pelatihan usaha gratis, bantuan alat produksi, bantuan modal dengan bunga nol persen, hingga fasilitasi pemasarannya.
“Karena sudah terbukti kalau Pamekasan bisa produksi sarung, ayo ranting NU, muslimat, fatayat, IPNU ayo kita dorong makmur ekonominya, khusyu’ ibadahnya untuk bisa melaksanakan warisan leluhur. Pemkab siap menfasilitasi ekonomi bergerak dari bawah, makmur, merata berkeadilan berdasarkan nilai-nilai agama,” pungkasnya.
Penulis: Marzukiy | Editor: Dewi Kayisna