Melihat Safari Ramadan LTM NU Sumenep
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menggelar Silaturrahim Kemasjidan dan Buka Puasa Bersama, Sabtu (1/5/2021).
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Al-Ikhlas Desa Batudinding Kecamatan Gapura ini merupakan wujud dari kerjasama antara LTM NU PCNU Sumenep dengan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gapura.
Pertemuan tersebut merupakan kali kedua setelah sebelumnya acara yang sama digelar di wilayah Kecamatan Pragaan. Kemudian berikutnya akan dilanjutkan ke zona ketiga, di wilayah Kecamatan Kota.
Hal tersebut dilakukan sebagai satu upaya untuk menguatkan sinergitas antar elemen struktural di NU. Baik di tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa.
Ketua LTM NU PCNU Sumenep, Wakid Norussalam menuturkan bahwa sinergi yang kuat antara LTM NU PCNU dengan LTM NU MWCNU menjadi modal utama dalam meningkatkan peran masjid dan musala sebagai pemberdayaan masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan menjalin sinergi dengan para takmir masjid, remaja masjid (remas) dan guru ngaji.
Sebab menurut pria asal Kecamatan Ambunten ini, masjid dan musala tidak hanya menjadi pusat peribadatan saja. Melainkan juga harus menjadi pusat aktivitas sosial dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
“Ini harus menjadi komitmen kita bersama, bahwa peran masjid dan musala tidak hanya sebagai pusat ibadah saja. Akan tetapi juga merupakan pusat aktivitas sosial kemasyarakatan,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa untuk menjadikan masjid sebagai pemberdayaan masyarakat perlu dukungan semua pihak. Karena itu dibutuhkan jalinan silaturrahim dan sinergi kuat dengan para pemangku kebijakan di masjid-masjid dan musala.
“Harus menjadi komitmen kita bersama untuk menggandeng takmir masjid, remas dan guru ngaji. Agar keberadaan masjid dan musala benar-benar aktif dan berdaya,” imbuhnya.
Berdasarkan data yang dilansir dari LTM NU PCNU Sumenep, terdapat 1.600 masjid dan 3.000 musala se-Kabupaten Sumenep. Semuanya itu menurut Ustaz Wakid, hanya separuh atau sekitar 50 persen saja yang aktif.
Oleh karena itu, pihaknya bersama dengan kepengurusan internal telah mencanangkan berbagai program kerja yang akan diterapkan ke depan. Baik itu program kerja turunan yang langsung intruksi dari jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep maupun program kerja yang dihasilkan dari rapat kerja sesuai dengan kondisi di lapangan.
Diantara program kerja turunan tersebut adalah Bersih-Bersih Masjid (BBM), menurutnya kegiatan ini menjadi hal dasar yang penting dilakukan mengingat kebersihan masjid menentukan kenyamanan masyarakat dalam melakukan aktivitas peribadatan di masjid.
Selain itu program Labelisasi Masjid NU, atau pemberian tanda kepada masjid yang berafiliasi dengan NU, dan ini secara otomatis akan berada dalam pendampingan LTM NU PCNU Sumenep.
Kemudian program kerja yang dihasilkan dari rapat kerja internal pengurus diantaranya adalah menciptakan kader penggerak masjid yang militan, penggerak kemandirian ekonomi, pelatihan salat sempurna an-Nahdliyah, pelatihan salat jenazah dan pembuatan khutbah Jum’at versi Bahasa Madura.
Program kerja tersebut oleh Kiai Muhammad Syahid Munawar, Wakil Ketua PCNU Sumenep, dinilai sangat strategis dan dapat dikategorikan ideal. Sebab fakta di lapangan masjid dan musala yang berjumlah ribuan itu memang membutuhkan sentuhan-sentuhan edukatif, sehingga keberadaanya tidak hanya menjadi tempat ibadah saja tetapi juga mampu menjadi pusat aktivitas sosial masyarakat.
“Alhamdulillah, saat ini LTM sudah berkibar, hidup dan aktif. Itu ditandai dengan keaktifannya yang sudah melakukan pendataan masjid dan musala, kemudian di momentum bulan suci ini menggelar safari Ramadan. Apalagi program kerja yang tadi disampaikan itu sudah sangat ideal dan memang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lapangan,” ungkapnya.
Kiai yang juga jajaran Syuriah MWCNU Gapura ini berharap agar LTM NU PCNU Sumenep bisa mengunjungi secara bertahap ke sejumlah masjid dan musala tersebut. Kemudian melakukan pendampingan dan menfasilitasi bilamana membutuhkan sesuatu yang sifatnya edukatif.
Merawat dan menjaga masjid, bahkan juga menghidupkannya, butuh beberapa hal yang harus dilalui, salah satunya menjaga keselamatan aset, menjaga kesehatan para pengelolanya agar bisa maksimal dan harus mengadakan majlis ta’lim.
“Konsep menjaga dan melestarikan masjid itu gampang. Ya jaga aset, jaga jasad, hidupkan majlis taklim dan berbagai kegiatan positif lainnya,” imbuh beliau.
Tidak hanya itu, ia juga menambahkan agar ke depannya semua masjid di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di Sumenep ini, asetnya disatukan ke Yayasan Perkumpulan Nahdlatul Ulama. Agar lebih aman. Sebab legalitas Yayasan Perkumpulan Nahdlatul Ulama tersebut tidak berbatas waktu, atau selamanya. Sehingga aset tersebut lebih terjaga dengan baik.
Penulis : Redaksi | Editor : Dewi Kayisna