Membaca Genealogi Islam Indonesia (1)
Administrator maduratoday.com
Penulis: Syarifah Isnaini
Madura Today – Michael Laffan, seorang Professor sejarah dari Universitas Princeton, melalui tulisannya ‘Islam and Southeast Asia’ berusaha mempertanyakan sebuah pertanyaan mendasar: kapan istilah Islam Indonesia mulai diperbincangkan?.
Menurut Laffan, pertanyaan ini penting diajukan untuk melihat bagaimana bangsa Indonesia menuliskan kembali jejak sejarah mengenai agama mereka.
Membahas pertanyaan ini juga akan membawa pada diskusi mengenai bagaimana Indonesia mengklaim perjalanan sejarah Islam.
Apa yang melatarbelakangi pembahasan Laffan terkait Islam Indonesia erat kaitannya dengan diskusi mengemuka mengenai wajah ramah Islam Indonesia yang dirusak oleh praktik radikalisme agama.
Praktik ini tercermin dalam serangkaian kegiatan penyerangan oleh sekelompok kaum yang memproklamirkan diri sebagai Muslim terhadap kelompok agama lain dalam peristiwa bom Bali.
Sebagai uraian atas pertanyaan pokok Laffan, ia banyak menyinggung beberapa ahli sejarah mengenai Islam Indonesia.
Clifford Geertz salah satunya dipandang Laffan sebagai seorang cendekiawan yang mengulas sejarah Islam secara luas.
Apa yang dipandang Geertz sebagai Islam hampir sejalan dengan pemikiran Snouck Hurgronje di mana sangat lekat dengan konsep penggambarannya terhadap Indonesia yang tradisional.
Pemikiran Geertz sangat dipengaruhi oleh rekannya yakni Harry Benda yang juga meneliti pemikiran Hurgronje. Pembentukan perspektif Benda mengenai Islam Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosiologi Indonesia pada masa pendudukan Belanda.
Benda menempatkan Jawa sebagai pusat utama peradaban Islam sekaligus melihat pola tasawuf sangat cocok bagi masyarakat Jawa yang menyukai mistisisme.
Kedudukan beberapa kerajaan di Jawa seperti Banten dan Mataram dinilai Benda sebagai media yang sangat berpengaruh dalam mentransmisikan Islam secara lebih luas.
Baca selanjutnya: https://www.maduratoday.com/membaca-genealogi-islam-indonesia-2/