Mengenal A. Warits, Lora yang Aktivis dan Idealis!
Sumenep, (Madura Today) – Salah satu nama yang santer bakal ikut meramaikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur ialah A. Warits.
A Warits, merupakan lora kelahiran Desa Mandala, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep pada 7 November 1975 (kini berusia 49 tahun).
Ia putra dari seorang tokoh yang disegani di Desa Mandala bernama Umar dan merupakan cucu dari seorang ulama karismatik Sumenep, Kiai Hesa (panggilan), pendiri lembaga Pendidikan Islam Al-Huda, Pangabesen, Gapura Timur.
Pendidikan Dasar hingga Menengah (MI & MTs) ia tempuh di Pondok
Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, asuhan KH Zubairi, yang masih kerabatnya.
Sebagaimana tradisi santri Madura pada umumnya, Warits sebagai lora, melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Di Pesantren yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari ini, Warits mendapatkan bekal ideologi keagamaan yang kokoh, yakni Ahlussunnah wal Jama’ah.
Di Pesantren ini pula ia juga mendapatkan ideologi kebangsaan yang kokoh warisan dari pendirinya, tak heran di kemudian hari Warits menjadi salah satu penggerak Nahdlatul Ulama yang diperhitungkan di Kabupaten Sumenep dan Jawa Timur.
Setelah merasa cukup bekal yang ia dapat di Pesantren Tebuireng, ia melanjutkan Pendidikan Tingginya di Universitas Muhammadiyah Malang.
Disinilah menjadi titik jumpa Warits dengan dunia Intelektual dan Aktivis, dengan menjadi bagian dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan termasuk salah satu penggagas berdirinya waktu itu.
Pada tahun 2000 saat kepulangannya dari Malang, ia telah membawa misi dan visi untuk menjadi penggerak masyarakat, sehingga itu yang membuat ia memutuskan untuk aktif secara langsung di Nahdlatul Ulama.
Mulanya ia secara langsung diminta oleh Ketua PCNU Sumenep kala itu KH Ilyasi Siraj untuk aktif di Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (Lakpesdam) yang didirikan oleh GusDur pada tahun April1985.
Saat itu, Lakpesdam PCNU Sumenep diketuai oleh K.Dardiri Zubairi, hingga pada tahun 2010-2015 Warits menggantikannya menjadi Ketua Lakpesdam PCNU Sumenep.
Tak sampai disitu, Warits melanjutkan pengabdiannya di NU dengan menjadi Sekretaris PCNU Sumenep. Kurun waktu puluhan tahun aktif di NU itu, ia juga dipercaya menjadi salah satu Instruktur Pendidikan Kader Penggerak NU di Jawa Timur.
Aktifitas di NU baginya merupakan bagian dari kehidupannya. Selain menjadi penggerak NU, ia juga merupakan salah satu advokat ulung yang getol melakukan gerakan advokasi kebijakan publik, khususnya bagi masyarakat pedesaan.
Kemudian, Warits mendapatkan tugas baru,yakni menjadi Ketua KPU Kabupaten Sumenep. Di dunia barunya ini, ia menjelma menjadi penyelenggara teknis Pemilu dan atau pemilihan yang cukup ber-integritas.
Sebab, ia tak pernah bercerai dengan idealismenya, hingga saat ini pun tetap kokoh memegang idealismenya meskipun telah menjabat sebagai Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Timur.
Administrator maduratoday.com