Momen Sumpah Pemuda ke-96, Kepala DKPP Sumenep: Pemuda adalah Inspirasi Milenial untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan
Sumenep, (Madura Today) – Peringatan Sumpah Pemuda menjadi momen refleksi bagi generasi muda, khususnya di Kabupaten Sumenep, dalam menggali dan memanfaatkan potensi daerah. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Chairur Rasyid, menyatakan bahwa nilai-nilai Sumpah Pemuda dapat menjadi dorongan bagi kaum milenial untuk aktif dalam memajukan sektor pertanian, mengingat besarnya potensi lahan yang tersedia di wilayah ini.
Chairur menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam mengoptimalkan lahan pertanian dengan pendekatan modern dan berkelanjutan. “Makna Sumpah Pemuda bukan hanya tentang persatuan, tetapi juga tentang tekad dan keberanian untuk melakukan perubahan. Bagi milenial, ini adalah momentum untuk melihat bahwa sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar,” ujarnya.
Menurut Chairur, Kabupaten Sumenep memiliki sumber daya alam yang kaya, terutama di sektor pertanian. Namun, tantangannya adalah bagaimana potensi ini bisa dikelola dengan baik agar menghasilkan hasil tani yang berkualitas tinggi dan berkuantitas besar. “Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tani membutuhkan komitmen dan inovasi. Kaum milenial harus bisa melihat pertanian sebagai peluang besar yang mampu mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan perekonomian daerah,” jelasnya.
Chairur kemudian menjelaskan beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tani di Kabupaten Sumenep. Salah satunya adalah penerapan teknologi pertanian modern. “Teknologi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. Misalnya, penggunaan sistem irigasi otomatis atau teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan. Dengan inovasi ini, hasil tani akan lebih optimal, baik dalam kualitas maupun kuantitas,” terangnya.
Selain teknologi, Chairur menilai bahwa pengembangan sumber daya manusia di sektor pertanian juga penting. Ia berharap kaum milenial lebih terbuka untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan mengenai teknik bercocok tanam yang efisien dan ramah lingkungan. “Kita perlu petani muda yang tidak hanya mengandalkan cara konvensional, tetapi juga terbuka terhadap cara-cara baru yang lebih efisien. Pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian harus diintensifkan,” imbuh Chairur.
Chairur juga mengimbau agar pemerintah desa dan kelompok tani dapat bekerja sama dalam memanfaatkan lahan tidur atau lahan tidak produktif. Menurutnya, pengelolaan lahan tidur bisa menjadi solusi jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal. “Dengan kolaborasi antar pemuda desa, kita bisa menghidupkan kembali lahan-lahan yang selama ini tidak produktif. Ini sekaligus menjadi langkah konkret dalam mewujudkan kemandirian pangan,” ujarnya.
Dalam pesannya kepada kaum milenial, Chairur menegaskan pentingnya semangat kerja keras dan keberanian dalam mencoba hal baru. “Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk bersatu dan bergerak bersama. Di sektor pertanian, milenial bisa membawa perubahan dengan semangat yang sama. Jadikan pertanian sebagai sektor yang menarik, karena keberhasilan di bidang ini adalah keberhasilan untuk masa depan kita bersama,” pesannya.
Mengakhiri pernyataannya, Chairur mengajak para milenial untuk terus berinovasi dan melihat sektor pertanian sebagai profesi yang tidak hanya menjanjikan secara ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat luas. “Mari bersama-sama membangun sektor pertanian yang maju, yang berkelanjutan, dan yang mampu menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Sumenep,” tutupnya.
Dengan pendekatan ini, harapan Chairur Rasyid agar semangat Sumpah Pemuda menjadi inspirasi bagi kaum milenial dalam meningkatkan potensi pertanian lokal tampak nyata. Melalui teknologi dan kolaborasi, kualitas dan kuantitas hasil tani diharapkan mampu bersaing dan mendukung kesejahteraan masyarakat Sumenep di masa depan.
Abdus Salam
Abdus Salam adalah salah satu wartawan senior di Sumenep, lulus UKW dan kini menjabat Bendahara PWI Sumenep