Pamekasan

Pemkab Pamekasan Launching Pesantren Tangguh Bencana

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Pamekasan, (Madura Today) – Pemkab Pamekasan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satgas Covid-19 meluncurkan tiga Pondok Pesantren Tangguh Bencana (Santana), Kamis (2/9/2021).

Peluncuran itu merupakan lanjutan dari program Masjid Tangguh Bencana, Sekolah Tangguh Bencana, dan Desa/kelurahan Tangguh Bencana demi menekan angka penyebaran Covid-19 di Pamekasan.

Kegiatan sebagai bentuk ikhtiar untuk menjaga santri dari penyakit utamanya Covid-19 dan sebagai jembatan dalam mengedukasi akan pentingnya menjaga kekebalan tubuh di masa pandemi.

Adapun ketiga pesantren yang ditetapkan sebagai Santana yakni Ponpes Miftahul Ulum Bettet, Ponpes Al-Mujtama’ Plakpak dan Ponpes Al-Hasan Proppo.

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengatakan, program santana bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren, supaya kiai, santri dan masyarakat sekitar dijauhkan dari wabah membahayakan tersebut.

“Dalam konteks pesantren tangguh ini ada beberapa item yang sedang kita rancang, tujuannya melindungi alim ulama, kiai, pengurus, santri, serta masyarakat yang meminta doa kepada kiai,” ujar Bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut.

Menurutnya, dalam konsep santana seluruh tamu yang hendak sowan kepada kiai harus mencuci tangan terlebih dahulu, kemudian melewati bilik disinfektan, dan memakai masker sebagai ikhtiar memutus penyebaran Covid-19.

Selain itu, Pemkab Pamekasan juga akan memberikan pelatihan kepada santri yang bertugas di pesantren tersebut.

“Kita bantu pelatihannya, santri yang bertugas di bagian depan dilatih bagaimana caranya, kita bantu vitamin yang orientasinya untuk daya tahan tubuh, kita bantu juga penyemprotan di masing-masing tempat yang biasa ditempati santri, pengurus, keluarga serta pengelola pesantren,” tandasnya saat menghadiri launching santana di Ponpes Al-Hasan Proppo.

Sementara Supervisor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Pamekasan Budi Cahyono mengatakan, ada beberapa alasan yang dinilai layak untuk bisa ditetapkan sebagai pesantren tangguh bencana. Seperti halnya pesantren sudah berupaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya Covid-19 di lingkungan pesantren.

“Fasilitas tentang penerapan protokol kesehatan di pesantren itu juga tersedia, seperti tempat mencuci tangan dengan air mengalir dan menerapkan pembelajaran jaga jarak,” kata Budi sapaan akrabnya.

Budi menambahkan, selain dalam bidang pencegahan dan penanggulangan Covid-19, pesantren tersebut juga harus bisa mengedukasi santri agar bisa peka terhadap lingkungan, utamanya untuk menekan risiko terjadinya bencana alam.

“Pesantren dapat memfasilitasi pendidikan melek bencana bagi santri dan masyarakat di sekitar pondok pesantren,” tukasnya.

Kata Budi, kedepan pihaknya berharap agar ketiga pesantren itu bisa menjadi role model bagi pesantren lain di Kabupaten Pamekasan untuk ikut serta mencegah dan menanggulangi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren, selain itu juga dapat peka terhadap mencegah dan penanggulan bencana alam.

Tidak hanya melirik kondisi ketiga pesantren tersebut, Pemkab Pamekasan juga realisasikan program bantuan berupa sembako kepada warga miskin dan kurang mampu di sekitar pondok pesantren tersebut.

Penulis : Nuri/ Ibnu Bakir | Editor : Dewi Kayisna

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button