Pengangguran di Sumenep Tinggi, Ketua Kadin Komentar Begini
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumenep, Hairul Anwar menyebut pemerintah harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru demi menekan laju angka pengangguran.
Apalagi dengan angka pengangguran di kabupaten yang terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan setiap tahunnya meningkat cukup signifikan.
“Ini memang tugasnya pemerintah daerah, bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan stimulus APBD,” ujarnya, Selasa (22/3/2021).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, angka pengangguran pada 2020 naik sebesar 2,84 persen dibandingkan 2019. Di 2019, angka pengangguran mencapai 14.187 orang.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 4 ribu lebih ke 2020, yakni 18.952. Sedangkan, dari 2018 ke 2019 naik di kisaran 3 ribu lebih.
Sedangkan di 2018 mencapai kurang lebih 11 ribu pengangguran.
Lebih lanjut Hairul menjelaskan, bahwa stimulus APBD ini harus dikelola dengan baik sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah income per kapita bagi masyarakat.
“Pejabat-pejabat politik yang dipercaya masyarakat untuk mengelola APBD, sejatinya mengelola uang rakyat kita. Uang itu harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat Sumenep,” tegas pengusaha muda.
Sebab, peran pemerintah sangat besar dalam memakmurkan masyarakat, khususnya melalui penciptaan lapangan kerja. Meski begitu, Hairul juga memberi catatan terkait APBD yang selama ini tampak tidak bisa memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Kenapa kok selama ini APBD kita seakan-akan tidak bisa jadi trigger atau pemicu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Ini yang jadi masalah, harus cari benang merahnya,” ujarnya.
Menurut dia, harus diketahui letak persoalannya. Sehingga masyarakat baik yang berada di wilayah daratan maupun di kepulauan tingkat kesejahteraannya meningkat.
“Dengan begitu masyarakat kita, baik di daratan maupun di kepulauan itu, pendapatannya bertambah. Pengangguran berkurang. Pendapatan masyarakat itu dari segi konsumsi dan produksi, harus lebih besar produksinya (masyarakat) dari konsumsinya,” ungkapnya.
Penulis : Rossy | Editor : Dewi Kayisna