Polisi Sebut Tilang Elektronik Belum Efektif di Sumenep, Kok Bisa?
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Penerapan tilang elektronik di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dinilai belum efektif oleh polisi, dan disebut memiliki sejumlah kelemahan.
Kasatlantas Polres Sumenep, AKP Alimudin Nasution menuturkan, pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Hasilnya, sistem tilang elektronik tersebut dinilai belum terlalu efektif, sehingga untuk mendorong pengendara disiplin berlalulintas masih memerlukan tilang manual.
“Hasil evaluasi kami sudah kami sampaikan ke pimpinan, biar pimpinan yang meneruskan ke pusat,” ujar Kasatlantas.
Kasatlantas menjelaskan, tilang elektronik menjadi kurang efektif penerapannya di Sumenep diantaranya lantaran rendahnya kesadaran masyarakat tentang tertib berkendara.
Di samping itu, tilang elektronik juga tidak bisa menjangkau pelanggaran-pelanggraan seperti knalpot brong dan balap liar yang biasanya digelar malam hari dan di tempat-tempat tertentu.
“Kita mulai lihat banyak pengendara mengabaikan aturan berlalulintas, tidak pakai helem, bonceng tiga dan pelanggaran lain yang membahayakan dirinya juga pengendara lain. Karena mereka takut hanya kalau ada polisi, bukan karena kesadaran,” terangnya.
Tidak itu saja, catatan angka kecelakaan juga diketahui meningkat 30 persen pada 2022 atau sejak tidak dilakukan tilang manual.
“Ada juga sebagian pengendara yang mengakali ETLE ini dengan menggunakan plat nomor palsu. Sehingga kami berharap untuk dipertimbangkan agar ada tilang manual lagi,” tandasnya.
Untuk diketahui, Polres Sumenep menerapkan tilang elektronik sejak bulan November 2022 lalu. Sejak saat itu polisi tidak boleh melakukan tilang manual.
Para pelanggar lalu lintas di wilayah hukum Polres Sumenep akan terekam dengan sendirinya melalui kamera pengintai yang sudah terpasang di sejumlah titik.
Di antaranya, simpang 3 Jalan Slamet Riyadi, simpang 3 Arya Wiraraja, simpang 3 PKPN dan simpang 4 Jalan Diponegoro.
Penulis: Rossy | Editor: Dewi Kayisna