RSUDMA Dapat Kucuran DBHCHT Rp 2,4 Miliar, Bakal Direalisasikan untuk Hal Ini
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Pemerintah Kabupaten Sumenep kembali mendapatkan kucuran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) pada tahun 2023 ini.
Jumlahnya mencapai miliaran rupiah, diantaranya mengalir ke Dinas Satpol PP sebanyak Rp. 1,9 miliar dan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh Anwar sebesar Rp 2,4 miliar.
Direktur RSUDMA, dr Erliyati melalui Humas, Arman Endika Putra mengatakan, anggaran miliaran rupiah yang bersumber dari DBHCHT itu akan digunakan untuk menambah sejumlah fasilitas demi menunjang kenyamanan pasien.
“Benar, tahun ini rumah sakit sebagai penerima DBHCHT. Jumlahnya relatif besar dan dana itu akan digunakan untuk peningkatan fasilitas pelayanan,” katanya pada media ini, Rabu (12/7/2023).
Menurutnya, dana yang ada itu akan dibelanjakan untuk beberapa fasilitas kesehatan, di antaranya untuk Mobile X Ray.
Alat tersebut bakal hadir untuk memaksimalkan pelayanan pasien yang ada di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dengan alat tersebut, pasien tidak perlu lagi dibawa ke ruang radiologi.
“Manfaat alat ini, pasien tidak perlu lagi dibawa ke ruang radiologi. Karena alat ini akan datang langsung ke tempat pasien di mana dirawat,” jelasnya.
Selain Mobile X Ray, lanjutnya, alat lain yang juga akan dihadirkan di rumah sakit pelat merah tersebut berupa hemodinamik. Alat ini berfungsi memantau indikator vital dari pasien agar jika terjadi kegawatdaruratan segera teratasi.
“Tentunya alat ini lebih detail dari kerja alat pasien monitor yang sudah ada saat ini,” terangnya.
Sementara fasilitas lain yang juga bakal ada di rumah sakit milik pemerintah daerah ini, berupa alat suction pump mobile. Alat ini nanti berfungsi sebagai alat penyedot cairan untuk pasien yang dioperasi.
“Alat ini bisa digunakan tidak hanya di meja operasi, tapi bisa dibawa, termasuk diperjalanan, bisa dibawa di ambulance,” tambahnya.
Selain itu, rumah sakit juga akan menambah fasilitas berupa alat untuk anastesi. Alat ini akan memonitor pemberian obat secara otomatis bagi pasien yang dirawat. Biasanya diberikan melalui alat suntik, namun alat itu akan bekerja dengan cara tetes.
“Keluarga pasien bisa dipandu secara mandiri untuk memencet alat itu, dan secara otomatis akan menyalurkan obat,” tukas Arman.
Penulis: A. Rofik | Editor: Dewi Kayisna