Tahun Baru dan Cerita di Ibukota
Administrator maduratoday.com
Madura Today – Pergantian tahun sudah kita lewati. Suka maupun duka di tahun sebelumnya, kini menjadi cerita dalam nyata.
Bicara mengenai tahun baru. Saya memiliki cerita unik, lucu dan mengesankan. Kenapa demikian? Pada tahun 2012 merupakan awal mula mengukir cerita di Ibukota. Hal ini, bertepatan dengan pergantian tahun.
Saya pun ikut serta merayakannya. Sesekali untuk menghibur hati yang sedang lara; lara karena berpisah dari keluarga, lara karena saya orang baru di Ibukota.
Kebanyakan orang bilang “Ibukota itu lebih kejam daripada Ibu tiri”. Saya pun semakin khawatir; khawatir karena tidak bisa makan, khawatir dimusuhi banyak orang.
Saya berjalan kaki ke Monas, sambil menikmati suasana indah di emperan jalan. Dengan hati ceria, saya tidak merasa lelah walaupun perjalanan kami cukup jauh.
Maklum, saya kan orang desa yang udik dan belum pernah melihat keindahan di perkotaan. Melihat kerumunan orang sambil main petasan saja saya masih tercengang, apalagi melihat gedung-gedung yang serba canggih itu, melamun bawaannya.
Kisah ini merupakan cerita semu yang terjadi sepuluh tahun silam, saat saya masih mencari jati diri, saat saya masih butuh orang yang bisa memberikan motivasi.
Semakin malam langit di kawasan Monas semakin cerah dengan corak yang begitu mewah. Saya terlena, tak peduli akan tanah yang becek. Saya pikir ini adalah hiburan langka dan belum pernah saya lihat.
Saya sangat bahagia. Pasalnya saya bebas melakukan apa saja tanpa ada yang menunggangi. Canda dan tawa bisa tercurahkan dalam satu malam.
Namun, Naif. Ketika pulang, saya merasa lelah, berat untuk melangkah, pandangan saya sudah mulai redup. Walaupun begitu mau tidak mau harus tetap melangkah lebih kuat lagi agar segera sampai ke tempat saya singgah.
Alhasil, saya sampai ke asrama dengan selamat. Sambil rebahan, sekilas saya mengulas kebahagiaan yang baru saja saya alami bersama teman seperjuangan dengan kejadian-kejadian yang menakjubkan.
Pada dasarnya tahun baru merupakan sesuatu yang paling menyenangkan, hal ini dirasakan oleh banyak orang. Namun, senang di sini harus memiliki konsep yang jelas, penuh dengan perhitungan, untuk mengingatkan kita agar lebih bersyukur kepada sang pemberi kesenangan, yaitu Allah.
Kini, saatnya kita untuk membuka halaman baru, nuansa baru dan juga takdir baru yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Hidup itu harus diperjuangkan, bukan hidup jika tidak mau berjuang, hidup itu harus ada yang dikorbankan (kasih dan sayang, duka dan suka) . Hadirkanlah keyakinan hakiki, Allah akan menitikkan kebahagiaan itu pada hamba yang mau berjuang. Waallu A’lam Bisaawaab.
Penulis : Thayyibi Sapora
Penggiat isu sosial masyarakat made in Madura