Sumenep

Tokoh Pesantren Ini Sebut A. Warits Cocok Dampingi AF di Pilkada Sumenep 2024

Sumenep, (Madura Today) – Salah seorang tokoh pesantren, KH. Naqib Hasan ikut angkat bicara terkait percaturan politik jelang Pilkada Sumenep 2024.

Menurutnya, kekuatan sosial politik Sumenep harus memanfaatkan momentum Pilkada ini untuk membangun Sumenep ke depan.

“Kita punya banyak figur, tokoh muda dan politisi yang potensial untuk mengambil kesempatan dalam momentum ini,” ujarnya pada Madura Today, Selasa (30/4/2024).

Tentang sosok Achmad Fauzi Wongsojudo yang masih paling diunggulkan sebagian calon bupati nanti, Kiai Naqib mengaku sudah mendengar itu dari beberapa media massa dan platform medsos.

“Saya kira bukan masalah susah ditandingi (Achmad Fauzi.red), tetapi seberapa kuat beliau termasuk juga calon-calon lain ingin memperjuangkan tekadnya untuk membangun Sumenep, baik melanjutkan atau membawa perubahan,” katanya, menguraikan.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang ini juga memaparkan, secara strategi yang akan menentukan siapa pemenang di Pilkada Sumenep nanti ialah seberapa pas masing-masing figur memilih tim atau pasangan.

“Jadi bila tekad sudah ada maka perhitungan strategis yang harus dipersiapkan,” paparnya.

Lantas, siapa yang kira-kira paling layak dan cocok untuk mendampingi Achmad Fauzi Wongsojudo, jika peta politik tetap menempatkan politisi PDI Perjuangan itu ‘di atas angin’?

“Saya kira tidak susah ya mencari figur pendamping beliau. Tentu figur tersebut kapabel di bidangnya, baik dalam visi politik, keilmuan, lingkungan sosial serta profesinya,” katanya.

“Nah, taruhlah dari bursa cawabup yang sudah mencuat, menurut saya ada figur yang pas (jadi Bacawabup Fauzi.red), yaitu Mas Warits,” tegas Kiai menyebut nama Ketua Bawaslu Jatim, A. Warits.

Selain alasan secara pendidikan Warits merupakan sarjana Fisipol, Prodi Ilmu Pemerintahan, eks Ketua KPU Sumenep itu juga memiliki irisan lingkungan sosial dan keorganisasian yang cukup baik.

“Mas Warits dari keluarga santri dan pesantren atau kiai, mantan Sekretaris Tanfidziah PCNU Sumenep. Selain itu , rasanya beliau juga tokoh pemuda yang progresif. Saya kira figur ini pas sekali mendampingi pak Fauzi,” tegasnya.

Sementara Pengamat politik dari Universitas Wiraraja, Wildan Rosaili mengatakan, ada sejumlah figur termasuk A. Warits yang potensial di posisi M2 di Pilkada Sumenep.

Namun jika melihat peta politik baik di Sumenep maupun di luar Sumenep,  bahwa setidaknya ada tiga modal harus dimiliki oleh bakal calon kandidat, baik Bacabup maupun Bacawabup.

Pertama, modal jejaring kultur untuk berpengaruh pada elektoral, modal jejaring elit untuk mendapatkan syarat pencalonan yaitu dukungan partai, dan modal finansial atau ongkos politik.

“Tigal hal itu minimal bisa dimiliki oleh kandidat, tinggal kita lihat mana kandidat-kandidat yang memiliki kekuatan tiga hal itu,” ujar Wildan.

Kemudian terkait modalitas politik atau syarat iman politiknya, spesifik di Madura misalnya, jejaring kultur dibagi dalam dua hal, yaitu jejaring kultur tradisional berupa ketokohan/ kiai atau kultur jejaring aparat hingga tingkat desa.

“Nah, termasuk juga jejaring misalnya pada penyelenggara yang memungkinkan nanti untuk membantu pemenangan, kira-kira begitu lah. Walupun bahasa-bahasa seperti itu agak sentimentil ya,” paparnya.

Wildan Rosaili kemudian memetakan figur Bacawabup ke dalam beberapa latar belakang. Misalnya, Nur Faizin, ia merupakan kultur nahdiyin dari partai PKB, sama dengan Nurftriana, Abu Hasan dan Herman Dali Kusuma.

Kemudian ada Miskun Legiyono yang punya jejaring aparat, serta Annisa Zhafarina Qosasi yang memiliki jejaring elit, yang mungkin bisa mengkonsolidasikan partai-partai, seperti Partai Demokrat.

Selain itu juga ada A. Warits, seorang birokrat hampir sama dengan Hairul Anwar yang pengusaha, serta Donny M. Sirad yang berlatar enterpreneur profesional.

Lantas ia menggambarkan, misal figur-figur tersebut potensinya mendampingi incumbent Achmad Fauzi, maka yang dibutuhkan mungkin bukan jejaring finansial atau jejaring elit, karena untuk dua modal itu Fauzi sudah sangat kuat.

Sehingga, yang paling mungkin masih dibutuhkan Fauzi jika ia benar-benar maju kembali, ialah Bacawabup dengan modal jejaring kultur. Jika demikian, maka dari Nahdiyin yang dibutuhkan.

“Siapa yang potensial disitu? Tentu mas Faizin, tetapi ia bersaing juga dengan lainnya seperti Bunda Fitri,” katanya.

Namun jika Fauzi tidak terlalu butuh jejaring kultur, karena sudah percaya diri dengan elektabilitasnya, popularitasnya, kinerjanya dan kepercayaan publik. Maka, dia tinggal mencari orang-orang yang bisa berkontribusi pada kinerja, pada problem ekonomi.

“Atau misalnya mau memperbaiki tatanan birokrasi, yang teknokrat ada pak Warits disitu, dia Ketua Bawaslu mantan Ketua KPU, tentu lebih mendekati itu, dia punya kekuatan teknokrat. Mas Donny Siradj punya kekuatan profesional enterpreneur, tetapi lemah di jejaringnya, baik jejaring kultural ataupun jejaring aparat, kira-kira begitu,” tandasnya.

rossy maduratoday media madura 2024
Rossy
+ posts

Badrur Rosi atau lebih akrab dipanggil Rossy adalah founder Madura Today. Kelahiran Kabupaten Sumenep. Sudah lama berkecimpung di dunia jurnalistik, dan sudah lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Tingkat Madya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button