Tradisi Unik Maulid Nabi Santri LPI Al-Hayyan, Ada Kuliner Ketupat
Administrator maduratoday.com
Sumenep, (Madura Today) – Merayakan kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW di setiap bulan Robiul Awal sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Perayaan itu digelar di pedesaan, perkotaan, pesantren-pesantren, madrasah-madrasah, langgar-langgar, masjid-masjid hingga di rumah masing-masing warga.
Perayaan maulidur rosul ini biasanya diisi dengan pembacaan salawat Barzanji dan sodaqah tumpeng yang berisi nasi, lauk-pauk dan buah-buahan.
Namun, peringatan kelahiran Nabi Muhammad di Lembaga Pendidikan Islam Al-Hayyan Bandungan Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep memiliki keunikan sendiri.
Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun ini tidak ditandai dengan sodaqah tumpeng seperti biasa, tetapi dengan bingkisan ketupat yang dibawa oleh masing-masing santri untuk diberikan kepada para guru.
Menurut Pengasuh LPI Al-Hayyan, K. Maklum Ilyas, santri menyerahkan bingkisan ketupat sebagai selamatan ini sudah tradisi dari berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Setiap santri membawa ketupat untuk dikumpulkan ke panitia, untuk selanjutnya diolah dan dimakan bersama-sama sebagai hidangan.
Ketupat merupakan salah satu kearifan lokal pulau Madura karena ketupat yang terbuat dari daun siwalan merupakan salah satu makanan khas masyarakat Kabupaten Sumenep.
Dijadikannya ketupat sebagai ganti dari tumpeng di LPI Al-Hayyan dimaksudkan untuk memadukan kebudayaan daerah dengan ajaran Islam.
“Harapannya agar ajaran Islam dapat mengakar kuat di dalam keseharian santri dan masyarakat,” tutur K. Maklum.
Tahun ini, kegiatan maulid nabi ini digelar di halaman madrasah dengan dihadiri pengurus Yayasan Al-Hayyan, Kepala Satuan dari tingkat Paud hingga SMA, dewan guru dan santri.
Pada kesempatan itu, K. Maklum mengajak seluruh dewan guru dan santri untuk meneladani sifat rasulullah, lebih-lebih yang berkaitan dengan masalah akhlak.
“Karena akhlak sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kita cinta dan meneladani rasulullah maka kita akan mendapatkan syafaat dari di dunai dan akhirat,” serunya.
Di samping itu, kiai kharismatik ini mengajak santri untuk bersiap menghadapi tantangan zaman, dengan cara membekali diri dengan ilmu agama yang cukup.
“Maka di sinilah pentingnya kita menimba ilmu di lembaga pendidikan Islam. Kedepan zaman akan semakin akhir, kerusakan-kerusakan alam dan akhlak akan sangat nampak. Dan kita sebagai santri harus bisa menghadapinya,” pungkasnya.
Penulis : Rossy | Editor : Dewi Kayisna